Kehadiran kita di dunia maya juga membawa tanggung jawab untuk menjadi netizen yang baik

[WARTANUSAAKTUAL.INFO] Jakarta - Saat ini sebagian besar orang bisa saling berbagi informasi secara langsung dengan menggunakan media sosial. Dengan internet mereka bisa lebih menghemat waktu dan biaya.

Menurut Anggota Komisi I DPR RI, Hasbi Anshory, dalam acara Ngobras Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Ditjen Aptika Kominfo bekerja sama dengan Komisi I DPR RI, yang bertemakan "Menjadi Netizen Bijak di Media Sosial" Minggu (11/02/2024).


Selain itu menurutnya, berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah ini meningkat 12,3% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 170 juta orang. Melihat trennya, jumlah pengguna media sosial di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Walau demikian, pertumbuhannya mengalami fluktuasi sejak 2014-2022, ujarnya.


Kenaikan jumlah pengguna media sosial tertinggi mencapai 34,2% pada tahun 2017. Hanya saja, kenaikan tersebut melambat hingga sebesar 6,3%, pada tahun lalu. Adapun whatsapp menjadi media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia dengan presentasi mencapai 88,7%. Setelahnya ada instagram dan Facebook dengan persentase masing-masing sebesar 84,8% dan 81,3%. Sementra proposi pengguna Tik Tok dan Telegram sebanyak 53,1% dan 62,7%, jelasnya.


Narasumber selanjutnya, Samuel Abrijani Pangerapan, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, memaparkan bahwa, upaya literasi digital ini perlu terus ditingkatkan karena merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Untuk itu Kominfo terus berkomitmen terus meningkatkan literasi digital untuk mendukung literasi digital agar menjadi salah media untuk berusaha di media sosial, ujarnya.


Hal ini dikarenakan dunia digital telah mengubah cara hidup kita dalam hal professional dan personal. Atas dasar itulah mendorong kominfo untuk memperhatikan tiga sektor yaitu masyarakat umum, pemerintahan dan pendidikan. Pada tahun 2024 akan kembali mengadakan literasi digital agar siap menghadapi tantangan di dunia digital dengan empat pilar utama yaitu kecakapan digital, keamanan digital, budaya digital dan etika digital, jelasnya.


Selain itu, Wahyu Rohayati, Akademisi Universitas Jambi menyampaikan bahwa, media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sehingga memungkinkan kita untuk terhubung, berbagi informasi dan berpartisipasi dalam berbagai komunitas daring. Namun, kehadiran kita di dunia maya juga membawa tanggung jawab untuk menjadi netizen yang baik. 


Netizen artinya berasal dari kata internet dan citizen yang merujuk kepada individu atau pengguna internet yang aktif berpartisipasi dalam komunikasi daring dan dunia maya dengan terlibat dengan berbagai aktivitas online seperti berbagai informasi, berdiskusi forum, membuat konten atau berinteraksi dengan orang lain melalui platform-platform media sosial. Dengan memiliki fungsi sebagai agen distribusi informasi, inovator, pengawas dan kontrol sosial, ujarnya.


Narasumber lainnya, Tubagus Haryo Karbyanto, Pegiat Literasi Digital menjelaskan bahwa, prinsip menjadi netizen yang bijak adalah dengan berbagai cara seperti menyebarkan kebijakan dengan menggunak sosial media sebagai sarana untuk menyebarkan kebaikan dan inspirasi. Berbagi konten yang positif dan membangun, serta mendukung orang lain dalam pencapaian mereka, ujarnya.


Bijak dalam mengelola waktu dengan menghindari ketergantungan yang berlebihan pada sosial media dengan mengukur waktu penggunaan dan menghindari penggunaan yang berlebihan yang dapat mengganggu produktivitas dan kesehatan mental. Ketiga adalah memeriksa kredibilitas sumber pada saat membaca atau membagikan berita, pastikan untuk memeriksa kredibilitas sumber informasi. Gunakan sumber yang terpercaya dan diverifikasi untuk menghindari menyebarkan informasi palsu, jelasnya.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama